ketidak-tahuanku

December 31, 2013 § Leave a comment

Huummm…

Untukmu yang belum ku temukan…

Aku masih di sini, cemas, menerka-nerka, berharap dan berdoa. Kapan ya? Pertanyaan yg belum bisa ku jawab. Sempat aku yakin, mungkin dia, tapi.. hati ini malah makin meragukannya. Iya, masak yg seperti ini yg akan kau jadikan ibu dari anak-anakmu? Melakukan hal baik untuk dirinya saja tak mampu. Dia terlalu terlena dengan kesenangan dunia. Padahal dia sudah punya tanggungjawab yg tak sembarang. Aaahhh tak mungkin ini, kataku meragukan dia dalam hatiku.

Akhirnya, di awal tahun ini, aku melepasnya. Bukan karena aku tak sayang, tapi justru karena aku sayang. Hatiku bukan untuknya, aku tak mau menyakitinya.

jangan marah ya…

Hari Itu Akan Tiba

January 21, 2012 § Leave a comment

Kamu jangan kaget membaca tulisan ini, aku bukannya bisa membaca masa depan, apalagi merabanya. Oh iya aku lupa, aku belum mengenalmu. Tapi itu bukan masalah besar buatku, pasti Tuhan akan memberikan waktu dimana aku akan bertemu denganmu dan bercanda dengan lawakan garingku untuk sekedar menarik perhatianmu.

Teruntuk dirimu yg saat ini entah dengan siapa, dimana, dan sedang apa?

Percayalah, aku akan selalu setia mencarimu hingga benar-benar menemukanmu dan yakin itu adalah kamu. Aku di sini sedang sendiri, mengkhayal sesekali tersenyum kecil saat membayangkan wajah lucumu itu tersenyum dan sedikit-sedikit mencubit lenganku saat kau sedang bercanda denganku. Aaahh aku ini terlalu kekanak-kanakan ya? Tapi aku suka caraku ini.

caraku ini…

Puisi Jilid Pertama

January 21, 2012 § Leave a comment

1.

aku tak pernah memperdulikan tahun, percuma; ia hanya selalu meninggalkanku dg kenangan di dalamnya

2.

sudah lama kita diragukan kata, jujur saja, perhatianku telah lama menghangatkanmu, menurutku

3.

aahhh.. tak punya kata indah.. bibir ini kaku begitu saja, untung saja aku memiliki pencium handal sepertimu

4.

aku kadang bodoh, menyalakan lampu dalam hati yang telah terang oleh lampu lain

bukan pujangga kok..

Pentingnya Mengerti

January 21, 2012 § Leave a comment

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.
Lalu…